LIFESTYLE

Cewek-Cewek Pembawa Perubahan

Kamis, 25 Juni 2015
Cewek-Cewek Pembawa Perubahan

Cewek-cewek ini nggak hanya muda, cantik, dan cerdas, tapi juga mampu memberdayakan diri agar bermanfaat untuk orang banyak. Mereka bisa kita jadikan inspirasi untuk melakukan sesuatu dalam hidup untuk terus berkarya dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sekecil apapun bentuknya. Yuk, kenalan sama mereka!

Malala Yousafzai: Peduli Pendidikan Perempuan
Malala berasal dari kota Mingora di Swat, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. Sejak umur 11 tahun, cewek kelahiran 12 Juli 1997 ini sudah sangat berani menyatakan pendapatnya tentang isu-isu di Pakistan, terutama tentang pendidikan bagi anak perempuan, ke media asing seperti BBC dan New York Times.

Ternyata 'suara lantang' Malala membuat ia mendapat banyak ancaman dan akhirnya menjadi target pembunuhan oleh kelompok Taliban. Untungnya ia berhasil selamat dan pulih setelah segera dilarikan dan mendapat perawatan medis di Inggris. Kejadian ini menarik perhatian dunia, salah satunya PBB bidang Global Education yang membuat slogan "I am Malala" untuk nasib pendidikan di seluruh dunia.

Majalah Time menyatakan Malala menjadi salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia. Ia banyak menerima penghargaan penting dari berbagai organisasi di dunia, salah satunya adalah Nobel Perdamaian yang ia terima saat usianya masih 16 tahun pada 2014.

Malala mengatakan, “Saya tidak akan membalas Taliban dengan ‘memukul’ balik. Kita tidak bisa memperlakukan orang lain dengan kekejaman dan kekerasan, berjuanglah melalui perdamaian dan melalui dialog dan pendidikan.”

Emma Watson: Mengangkat Kesetaraan Gender
Karena perannya sebagai Hermione di seri film Harry Potter, nama Emma Watson beken di seluruh dunia. Sambil tetap berakting di beberapa film, ia tetap melanjutkan pendidikannya sampai akhirnya mendapat gelar sarjana sastra Inggris dari Brown University.

Walau sibuk, tapi Emma tetap menyempatkan diri untuk ikut bergerak di bidang sosial, seperti dukungannya untuk fair trade (perdagangan yang adil) serta perjuangan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Ia sempat mengunjungi Bangladesh dan Zambia untuk mengkampanyekan pendidikan yang layak untuk anak perempuan.

Pada Juli 2014, Emma diangkat sebagai UN Women Goodwill Ambassador. Tugasnya adalah mengkampanyekan pemberdayaan perempuan-perempuan muda, terutama untuk kampanye ‘HeForShe’ yang mengangkat tentang kesetaraan gender. Bagi Emma, Ini adalah kesempatan untuk membuat perubahan, terutama bagi kaum perempuan.

Alanda Kariza: Membuat Perubahan
Jiwa sosial Alanda sudah terlihat sejak baru lulus SMP pada tahun 2006, terbukti ia tertarik menjadi relawan di LSM Internasional. Sayangnya, ia terhambat urusan umur yang terlalu muda. Alanda kemudian memutuskan untuk mendirikan organisasi sosial sendiri bersama teman-temannya, yaitu The Cure for Tomorrow, yang bergerak di bidang kemanusiaan dan lingkungan.

Bersama The Cure for Tomorrow, Alanda pernah berinisiatif membuat program Indonesian Youth Conference pada 2010. Lewat program ini, Alanda ingin memberi sarana bagi anak-anak muda Indonesia untuk menyuarakan pendapat dan aspirasi mereka.

Tahun 2009, Alanda ditunjuk untuk mewakili Indonesia di British Council Global Changemakers Guildford Forum, di mana ia bisa bertemu 59 aktivis muda lainnya dari lebih dari 36 negara. Setelah itu, ia juga mewakili Indonesia di Changemakers Global di G-20 London Summit. Di situ ia mendapat kesempatan untuk ikut memikirkan solusi krisis keuangan dunia 2007-2010 bersama para pemimpin dunia, termasuk Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Foto: Dok. UN (Emma Watson dan Malala Yousafzai, dok. Pribadi (Alanda Kariza).