LIFESTYLE

Inspirasi Semangat Ibu Kartini

Kamis, 25 Juni 2015
Inspirasi Semangat Ibu Kartini

Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia merayakan hari lahirnya Raden Ajeng Kartini. Kita sebagai perempuan Indonesia harus berterima kasih lho, kepada beliau, karena beliau adalah salah satu pejuang pelopor tentang pemberdayaan perempuan di negara ini.

Supaya kamu lebih paham tentang jasa-jasa RA Kartini, yuk, simak sedikit cerita tentang beliau dan semangat hidupnya. Siapa tahu kamu jadi terinspirasi untuk mengembangkan potensi diri sebagai cewek Indonesia.

Kesetaraan Gender
Kartini adalah seorang gadis bangsawan Jawa yang harus menjalani tradisi pada masa itu: dipingit untuk menikah. Walaupun sikapnya menerima, namun pikiran kartini menberontak. Menurutnya perempuan dan laki-laki berhak mendapat kebebasan berpikir, terutama pada saat itu, persamaan hak dalam pendidikan dan perkawinan.

Girls, kamu mungkin nggak bisa membayangkan zaman dahulu saat anak perempuan nggak boleh sekolah. Karena itu, manfaatkan kebebasan yang kamu dapat sekarang untuk menimba ilmu sebanyak mungkin. Nggak hanya lewat pendidikan formal di sekolah, kamu bisa mendapat ilmu yang bermanfaat lewat kursus, pergaulan, dan kegiatan di masyarakat.
 
Pantang Menyerah
Walau tidak bisa sekolah, tapi Kartini tidak menyerah akan keterbatasannya. Berbekal buku-buku bacaan pemberian ayahnya, Kartini mulai mengenal dunia secara lebih luas. Setelah impian sekolahnya kandas karena dinikahkan pada usia muda, ia tetap ingin perempuan-perempuan Indonesia bisa mendapat pendidikan. Karena itu ia berjuang dengan mendirikan sekolah khusus putri.

Yuk, girls, jangan menyerah kalau kepentok masalah. Kalau satu 'pintu' tertutup, coba lewat 'pintu' yang lain. Yang penting, tetap semangat dan berusaha. Pada akhirnya, apa yang kamu inginkan akan tercapai walau dalam wujud berbeda.

Jadi Cewek Gaul
Karena terlahir di keluarga bangsawan, Kartini beruntung bisa bergaul dengan orang-orang Belanda. Mereka lah yang ikut mempengaruhi gagasan dan cita-cita Kartini untuk perempuan Indonesia, seperti Nyonya Abendanon, Nyonya Ovink Soer, dan Estelle Zeehandelaar. Gagasan dan cita-cita Kartini juga dipengaruhi oleh buku-buku bacaan seperti Max Havelaar dan Minnebrieven karya Multatuli.

Dari cerita ini, kamu bisa melihat bahwa pergaulan itu penting lho, untuk menambah wawasan. Bahkan, pergaulan juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi diri. Tentu saja, gaulnya yang bermanfaat, ya!

Punya Keterampilan Lain
Semasa hidupnya yang singkat (Kartini wafat pada usia 25 tahun), Kartini senang sekali menulis surat ke teman-temannya di Belanda untuk membagi pendapat dan opininya. Surat-suratnya ini kemudian dijadikan buku berjudul "Door Duisternis tot Lict" dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi " Habis Gelap Terbitlah Terang". Selain senang menulis, Kartini juga mahir melukis.

Dari sini kamu bisa belajar kalau punya keterampilan atau life skill juga penting untuk melengkapi pendidikan formal dari sekolah. Pilih keterampilan yang memang kamu sukai dan pelajari dengan senang. Dari sekedar hobi, kalau kamu serius belajarnya, pasti akan bermanfaat untuk hidupmu nantinya.