Gaya Empat Kota Fashion Dunia
21 March 2016Di dunia ini ada beberapa kota besar yang dijadikan sebagai pusat fashion. Fashion week di kota-kota ini selalu jadi panduan untuk tren-tren pada musim selanjutnya. Nah, dari beberapa kota ini (sayangnya Jakarta belum termasuk), yang paling menonjol adalah Milan (Itali), Paris (Prancis), London (Inggris), dan New York (Amerika Serikat).
Empat kota yang disebut ibukota fashion ini sangat unik karena desainer-desainernya memiliki ciri khas masing-masing. Ini juga berpengaruh ke gaya berpakaian para perempuan di sana. Yuk, cari tahu dan temukan gaya kota mana yang paling sesuai dengan gaya fashion-mu.
Milan: La Dolce Vita
Milan dikenal dengan gaya fashion-nya yang klasik, desain simple, dengan potongan baju yang pas bentuk tubuh, formal, dan elegan. ‘Structured’ (artinya rapi dan dibuat dengan teliti) menjadi kata kunci jika kamu ingin meniru gaya para fashionista Milan.
Dos : Blazer, pencil skirt, celana panjang, dan scarf. Pilih warna-warna monokrom, abu-abu, dan navy blue. Kamu tetap bisa memakai warna-warni cerah sebagai aksen. Tambahkan aksesori statement untuk melengkapi keseluruhan gayamu.
Don’ts : Orang Italia sangat membanggakan leather goods mereka, bagi mereka sneakers dan totebag berbahan kanvas is a big no-no. Begitu pula celana pendek dan sports wear karena terlalu kasual.
It Girl : Chiara Ferragni, Patricia Manfield.
Paris: Trés Chic!
Fashion-forward dan menjadi trend-setter, tak heran bila setiap sudut jalanan di Paris ibarat runway bagi para warganya karena tampil gaya adalah kewajiban. Minimalis, chic, dan effortless adalah kata kunci jika kamu ingin mencontek gaya fashion Paris.
Dos : Blazer, cardigan, jumper, rok, kulot, celana panjang, blus atau kemeja slim fit, scarf, dan motif garis. Little black dress adalah gaun wajib punya perempuan Paris. Begitu juga sepatu flat dan sling bag dengan desain simpel.
Don’ts : Sports wear selain di gym, begitu juga dengan celana pendek, topi baseball, tas pinggang, dan segala outfit yang oversized. Meski celana jeans mulai populer, namun Parisienne sejati akan lebih memilih celana dari bahan non-denim.
It Girl : Jeanne Damas, Josephine de la Baume.
London: Keep Calm and Be Yourself
Satu kata yang bisa mendeskripsikan gaya fashion di London adalah ‘quirky’ (unik). Berani padupadan motif dan gaya jadi kuncimu untuk gaya street-style di London. Kamu bisa memadukan gaya punk dengan gaya girly, juga tabrak motif tartan dengan garis-garis.
Dos : Blazer, jaket kulit, gaun motif bunga-bunga, trench coat, skinny jeans, T-shirt, boots hitam bersol tebal, dan tights/stocking hitam. Mengenakan sports wear tidak dilarang namun harus gaya.
Don’ts : Hampir tidak ada larangan untuk bergaya.
It Girl : Kate Moss, Alexa Chung.
New York: Where Fashion Never Sleeps
Gaya fashion New York merupakan percampuran antara gaya di Paris, Milan, dan London. Kamu bebas memilih gaya androgini, vintage, feminin, hingga sporty, apapun yang sesuai dengan mood dan kepribadianmu, namun harus tetap nyaman dikenakan.
Dos : Segala sesuatu dari jeans, T-shirt putih, suits, gaun hitam, legging yoga, sepatu high-heels hitam, sneakers, dan apapun yang sedang tren. Perempuan NY senang memamerkan kakinya, karena itu celana dan rok super pendek wajib punya.
Don’ts : Sama seperti London, hampir tidak ada larangan untuk bergaya apapun.
It Girl : Olivia Palermo, Chlöe Sevigny.