TRENDS

Tiga Cewek Pengubah Dunia

Senin, 21 Maret 2016
Tiga Cewek Pengubah Dunia

Mereka adalah cewek-cewek luar biasa yang berani membuat perubahan. Bahkan saat hidup mereka dalam keterbatasan, mereka tetap gigih berjuang mengubah nasib diri sendiri dan orang di sekitarnya. Siapakah cewek-cewek pembawa perubahan ini?

Mezon Almellehan

Akibat perang saudara di tanah kelahirannya, Suriah, Mezon Almellehan dan keluarganya harus mengungsi ke negara tetangga, Jordania. Hidup di pengungsian tidak membuat semangat cewek 16 tahun ini pudar. Mezon tidak pernah lelah mengajak gadis-gadis asal Suriah di kamp pengungsian untuk terus bersekolah. Dia bahkan berani mengedukasi para orangtua untuk tidak menikahkan anak gadis mereka yang masih di bawah umur dengan pria yang jauh lebih tua.

Menurut data UNICEF, ada peningkatan jumlah anak perempuan pengungsi Suriah yang dipaksa menikah oleh orangtua mereka. Problem ini yang ingin diubah oleh Mezon dan  usahanya tidak sia-sia. Sudah banyak organisasi dunia dan media internasional yang memberi perhatian kepada nasib anak-anak pengungsi Suriah. Mezon pun mendapat julukan ‘Malala-nya Suriah’.

Mo’ne Ikea Davis

Baseball adalah olahraga popular di Amerika Serikat, seperti sepakbola di Indonesia. Kebanyakan pemainnya didominasi oleh kaum Adam. Kebayang kan kalau tiba-tiba ada seorang gadis remaja yang sukses menjadi pemain baseball? Dia adalah Mo’ne Ikea Davis, cewek berusia 15 tahun asal Philadelphia. Mo’ne menjadi satu dari dua cewek yang bermain di Little League World Series 2014, kompetisi liga baseball remaja tingkat dunia. Dan menjadi cewek Afrika-Amerika pertama yang bermain di kompetisi ini.

Saking fenomenalnya prestasi Mo’ne, dia dijadikan model cover majalah Sports Illustrated, majalah yang hanya mau mengangkat atlet profesional sebagai model cover mereka. Diramalkan bakal jadi atlet baseball top di masa depan, keseharian Mo’ne tak berbeda dengan cewek-cewek remaja seusianya. Hari-harinya diisi dengan  bersekolah di sebuah sekolah swasta di Philadelphia dan latihan baseball. Sambil sesekali nongkrong di restoran fast food bersama teman-temannya.

Jeanesha Bou

Usianya baru 17 tahun tapi kepeduliannya terhadap perdagangan manusia luar biasa. Hingga namanya dimasukkan dalam daftar nominasi peraih penghargaan Children’s Peace Prize. Dia adalah Jeanesha Bou, cewek asal Puerto Rico yang sejak berusia 14 tahun telah aktif dalam gerakan menentang kejahatan perdagangan manusia. Saat itu dia mengadakan workshop dan kampanye anti human trafficking bagi anak-anak dan remaja.

Kini Jeanesha memiliki posisi penting dalam proyek It’s About Trafficking yang digalang oleh Ricky Martin Foundation. Simak deh, kata-kata bijak Jeanesha ini, mungkin bisa jadi inspirasi kamu. “Ada yang pernah bilang padaku, bahwa untuk mengubah dunia hanya perlu satu orang untuk memulai perubahan. Jadi aku berharap pembawa perubahan itu, dan aku berharap kamu bisa juga membawa perubahan bagi orang lain.”