LIFESTYLE

Menjadi Kartini Kekinian

Jumat, 22 April 2016
Menjadi Kartini Kekinian

Sungguh menyenangkan jadi cewek muda di Indonesia masa kini. Bisa bersekolah, melakukan aktivitas yang disukai, dan bebas mengejar cita-cita. Yang harus kamu sadari adalah bahwa kebebasan itu nggak datang dengan mudah. Sebelum bisa menikmatinya, banyak pahlawan-pahlawan wanita tangguh yang harus berjuang membuka jalan. Salah satunya: RA Kartini.

Nama Kartini harum berkat kegigihannya memperjuangkan kesetaraan gender dan hak pendidikan perempuan. Biarpun ratusan tahun sudah berlalu, ternyata banyak ajaran-ajaran RA Kartini yang masih cocok untuk dipraktikkan pada masa modern seperti sekarang. Apa sajakah?

Nggak Mudah Putus Asa

Kartini muda adalah cewek yang sangat antusias dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, ia menulis bahwa gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas. Karena itu, walaupun cuma boleh sekolah sampai SD karena harus dipingit, Kartini tetap keukeuh menimba ilmu dengan berbagai cara.

Kartini yang nggak putus asa untuk bisa belajar bisa menjadi inspirasimu untuk juga nggak mudah putus asa dalam menggapai cita-cita. Walaupun ada hambatan dan keterbatasan, namun tetaplah bersemangat dan yakin bahwa kamu bisa melakukannya.

Perempuan Harus Berwawasan

Dengan keterbatasan yang ia hadapi, semangat belajarnya tetap tinggi. Salah satu cara Kartini untuk menimba ilmu adalah dengan banyak membaca. Nggak cuma buku-buku pengetahuan, tapi juga koran, dan majalah-majalah Eropa. Buku juga menjadi pelariannya karena jaman dulu, cewek nggak boleh sembarangan keluar rumah.

Kartini yang merasa terkurung, mengandalkan bahan-bahan bacaan sebagai jendela untuk melihat dunia. Dari sana juga muncul ide-ide besar tentang cara memperjuangkan hak-hak wanita. Dari pengalaman Kartini, sudah saatnya kamu lebih sering membaca, terutama bacaan-bacaan yang isinya bermanfaat dan menambah wawasan.

Memanfaatkan Fasilitas

Karena berasal dari kalangan priyayi (ayahnya adalah Bupati Jepara), Kartini punya kesempatan untuk belajar bahasa Belanda. Berkat kemampuan berbahasa Belanda yang baik, Kartini jadi bisa berkirim surat dengan sahabat-sahabat penanya di Belanda, seperti Estella H Zeehandelaar, Nyonya Ovink-Soer, Nyonya RM Abendanon-Mandri, dan Prof. Dr. G.K. Anton. Bersama mereka, Kartini berdiskusi soal banyak hal.

Nah, kalau kamu memang beruntung bisa mendapatkan fasilitas dari orangtua, manfaatkan dengan baik. Tentunya ke arah yang positif. Misalnya, kalau orangtuamu punya dana lebih untuk membiayaimu kuliah di luar negeri, manfaatkan kesempatan ini untuk banyak belajar, bergaul, dan ikut kegiatan-kegiatan mahasiswa. Atau jika dananya terbatas, bisa seperti Kartini yang memilih belajar bahasa asing yang pastinya akan bermanfaat di masa depan.

Peduli Sesama

Masih dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menulis, “Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan Bumiputra merdeka dan berdiri sendiri.”

Lewat kutipan itu, Kartini mengungkapkan bahwa ia merasa bahagia bila perjuangannya bisa bermanfaat dan memajukan perempuan-perempuan Indonesia generasi mendatang. Kamu juga bisa begitu, melakukan sesuatu yang tidak hanya membawa kebaikan dan manfaat bagi diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Rasanya pasti lebih membahagiakan.

Begitu banyak inspirasi yang bisa kamu dapatkan dari sosok RA Kartini, paling tidak ada satu yang ingin kamu contoh. Sudah tau yang mana, Girls?

Foto: aryakuza.devianart.com